PERTOLONGAN YANG DI SIA-SIAKAN
Terkisahlah seorang ahli ibadah tinggal disuatu daerah dimana daerah tersebut terjadi hujan yang sangat deras , terjadilah banjir yang hebat di daerah tersebut. Penduduk langsung mengungsi untuk menyelamatkan diri. Ketika banjir sudah setinggi matakaki, setengah penduduk sudah mengungsi. Mereka berlarian dengan motor, mobil dan kendaraan apapun yang ada. Team SAR mengungsikan penduduk dengan menggunakan truk, Saat itu ada seorang ahli ibadah yang menolak untuk mengungsi karena ia yakin pertolongan ALLAH akan datang.
Banjir sudah semakin tinggi, kali ini sudah setinggi dada. Semua penduduk berusaha mengungsi dengan perahu karet yang datang menolong. Hanya sisa segelintir saja yang masih terjebak. ahli ibadah itu tetap menolak untuk mengungsi, karena ia yakin pertolongan ALLAH akan datang. Banjir tetap meninggi, kali ini sudah mulai mencapai atap. Semua penduduk tersisa mulai terangkut dengan bantuan helikopter. Tapi ahli ibadah itu tetap menolak naik helikopter, karena ia yakin pertolongan ALLAH akan datang. Ahli ibadah itu kini jadi satu-satunya yang tersisa. Banjir tetap meninggi, kali ini bahkan atap rumah sudah tenggelam. Di atas atap, kaki ibadawan itu mulai terendam air, lalu pinggangnya, lalu lehernya. ahli ibadah itu menengadahkan kepala, melihat langit dan berteriak, "Wahai ALLAH, mana pertolonganMu. Aku sudah begitu sabar menunggu bantuanMu, tapi tak kunjung datang juga!" Tidak butuh waktu lama, akhirnya banjir sudah melewati kepala sang ahli ibadah, ia berusaha berenang tapi arus terlalu kuat akhirnya ia mati tenggelam. Di alam kematian, ia bertemu malaikat. Ia protes, "Wahai Malaikat, aku mau bertemu ALLAH. Aku selalu beribadah dan percaya bahwa Sang Pencipta akan menolongku, tetapi kenapa tidak kunjung datang juga pertolongan itu?" Malaikat menjawab, "Siapa bilang ALLAH tidak menolong. Ia telah mengirim truk untuk menyelamatkanmu tapi kamu tidak mau naik truk itu. Ia juga telah mengirim perahu untukmu tapi kamu tidak peduli. Ia bahkan mengirim helikopter untukmu tapi kamu acuhkan. Kesimpulannya, ya kamu memang ingin mati!" Ahli ibadah itu menangis, ia merasa begitu bodoh mengira bahwa pertolongan ALLAH akan datang mungkin seperti kilat yang akan memindahkan ia ke tempat lain, atau seperti matahari yang langsung mengeringkan banjir atau seperti tanah yang langsung menyerap banjir hingga kering. Ahli ibadah itu sadar, semua sudah terlambat. Apa pelajaran yang kita bisa ambil? Seringkali kita menganggap ALLAH belum menolong kita, padahal Ia sudah mengirim berbagai bantuan yang ada disekitar kita. Ketika kita miskin kita merasa ALLAH tidak memberi bantuan, padahal mungkin Ia sedang menyiapkan kita untuk jadi pemenang yang tangguh karena digembleng kehidupan yang keras. Ketika kita menghadapi masalah kita mengira ALLAH menghukum kita, padahal Ia sedang menyiapkan kita untuk jadi pemenang dengan training kehidupan. Kini saatnya kita melihat sekitar, jangan-jangan semua yang ada disekitar kita adalah bala bantuan dari ALLAH yang selama ini kita sia-siakan. Pertolongan ALLAH itu tidaklah harus sama dengan yang kita doakan, jadi mata harus melihat, telinga harus mendengar dan hati harus merasa, bahwa kita manusia diciptakan untuk menggunakannya dengan baik. |