KERANJANG KEAMANAN
Keranjang ini adalah yang pertama dan yang utama. Berisi antara lain :
1. Tabungan untuk biaya hidup 3 sampai 6 bulan
2. Asuransi
3. Dana pensiun
Seharusnya setiap orang harus mengisi terlebih dahulu keranjang I ini. Akan tetapi kenyataannya banyak orang yang mengabaikan keranjang I ini, mereka lebih memilih untuk langsung mengisi keranjang II. Mereka tidak sadar bahwa banyak sekali resiko yang harus dihadapi seseorang dalam kehidupan ini.
Coba perhatikan ilustrasi di bawah ini :
Ada 2 orang yaitu Mr Siap & Mr Belum, keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Mr Siap memfokuskan tabungannya untuk menyiapkan dana darurat, sedang Mr Belum hanya memfokuskan diri untuk investasi saja. Setelah beberapa waktu mereka sudah mempunyai tabungan yang cukup, tiba-tiba perusahaan tempat mereka bekerja mengalami masalah sehingga harus melakukan PHK masal. Mr Siap dan Mr Belum termasuk orang yang terkena PHK tersebut. Kita lihat bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka.
Untuk keperluan sehari-hari, Mr Siap tidak terlalu bermasalah karena beliau sudah menyiapkan dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi hal ini. Sekarang beliau sedang mem-fokuskan diri untuk mencari pekerjaan yang baru, dan masih memungkinkan bagi Mr Siap untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
Sebaliknya dengan Mr Belum, beliau sekarang sedang pusing memikirkan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mr Belum menginvestasikan tabungannya dalam bentuk properti dan tidak dapat menjual properti tersebut dengan mudah, sehingga beliau harus cepat-cepat mencari kerja dan beliau pasti akan menerima pekerjaan apapun demi untuk mendapat penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarganya.
Atau apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari keduanya, misalnya TERKENA PENYAKIT KRITIS yang membutuhkan biaya yang besar, maka Mr Siap tinggal menghubungi agen asuransinya, agar pengurusan klaimnya di urus oleh agen asuransi tersebut. Dan biaya rumah sakit di bayar oleh perusahaan asuransinya. Berbeda cerita dengan Mr Belum, Beliau harus menjual harta atau investasi yang di kumpulkan selama ini, hal tersebutpun biasanya tidak mudah, apalagi dalam keadaan yang mendesak ( harus mendapat uang tunai untuk biaya rumah sakit ). Karena kondisi yang mendesak itu, kadang properti / harta kekayaan yang lain yang dimiliki harus di jual dengan harga yang murah. Maka sia-sialah apa yang dikumpulkan dan diusahakan beliau selama ini dengan susah payah. Hal tersebut hanya dikarenakan kesalahan dalam perencanaan keuangannya.
Dari ilustrasi di atas, anda dapat melihat mengapa kita mengutamakan keranjang I lebih dahulu. Keranjang I ini, kita tidak terlalu mementingkan return atau hasil, tapi lebih mengutamakan kemudahan dalam mencairkan dana pada saat dibutuhkan (liquidity).
1. Tabungan untuk biaya hidup 3 sampai 6 bulan
2. Asuransi
3. Dana pensiun
Seharusnya setiap orang harus mengisi terlebih dahulu keranjang I ini. Akan tetapi kenyataannya banyak orang yang mengabaikan keranjang I ini, mereka lebih memilih untuk langsung mengisi keranjang II. Mereka tidak sadar bahwa banyak sekali resiko yang harus dihadapi seseorang dalam kehidupan ini.
Coba perhatikan ilustrasi di bawah ini :
Ada 2 orang yaitu Mr Siap & Mr Belum, keduanya bekerja di perusahaan yang sama. Mr Siap memfokuskan tabungannya untuk menyiapkan dana darurat, sedang Mr Belum hanya memfokuskan diri untuk investasi saja. Setelah beberapa waktu mereka sudah mempunyai tabungan yang cukup, tiba-tiba perusahaan tempat mereka bekerja mengalami masalah sehingga harus melakukan PHK masal. Mr Siap dan Mr Belum termasuk orang yang terkena PHK tersebut. Kita lihat bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupan mereka.
Untuk keperluan sehari-hari, Mr Siap tidak terlalu bermasalah karena beliau sudah menyiapkan dana darurat yang cukup untuk mengantisipasi hal ini. Sekarang beliau sedang mem-fokuskan diri untuk mencari pekerjaan yang baru, dan masih memungkinkan bagi Mr Siap untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya.
Sebaliknya dengan Mr Belum, beliau sekarang sedang pusing memikirkan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Mr Belum menginvestasikan tabungannya dalam bentuk properti dan tidak dapat menjual properti tersebut dengan mudah, sehingga beliau harus cepat-cepat mencari kerja dan beliau pasti akan menerima pekerjaan apapun demi untuk mendapat penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarganya.
Atau apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari keduanya, misalnya TERKENA PENYAKIT KRITIS yang membutuhkan biaya yang besar, maka Mr Siap tinggal menghubungi agen asuransinya, agar pengurusan klaimnya di urus oleh agen asuransi tersebut. Dan biaya rumah sakit di bayar oleh perusahaan asuransinya. Berbeda cerita dengan Mr Belum, Beliau harus menjual harta atau investasi yang di kumpulkan selama ini, hal tersebutpun biasanya tidak mudah, apalagi dalam keadaan yang mendesak ( harus mendapat uang tunai untuk biaya rumah sakit ). Karena kondisi yang mendesak itu, kadang properti / harta kekayaan yang lain yang dimiliki harus di jual dengan harga yang murah. Maka sia-sialah apa yang dikumpulkan dan diusahakan beliau selama ini dengan susah payah. Hal tersebut hanya dikarenakan kesalahan dalam perencanaan keuangannya.
Dari ilustrasi di atas, anda dapat melihat mengapa kita mengutamakan keranjang I lebih dahulu. Keranjang I ini, kita tidak terlalu mementingkan return atau hasil, tapi lebih mengutamakan kemudahan dalam mencairkan dana pada saat dibutuhkan (liquidity).